Nama lengkap beliau adalah Muhammad Adlan, yang lahir pada tanggal 3 Juni 1900 M di Maskumambang Dukun Gresik dan wafat tanggal 6 Oktober 1990 M / 17 Rb. Awwal 1411 H di Jombang dan dimakamkan di pemakaman pondok pesantren Tebuireng Jombang.
Beliau menikah dengan Ibu Nyai Romlah saudara sepupunya (putri pertama KH. Abdullah Musta’in), dari pernikahan tersebut lahir 2 orang putra dan 2 orang putri, yaitu Nyai Hajjah Mustaghfiroh, KH, Hamdan Adlan, Sholichah, Abdul Djabbar. Dalam perjalanan pulang dari Tanah Suci Mekkah tahun 1939 M, Ibu Nyai Hj. Romlah wafat dan dimakamkan di pulau We Sumatra. Setelah wafatnya istri beliau tersebut Romo Kyai menikah dengan Nyai Hj. Halimah (Keponakan KH. Hasyim Asy’ari). Kurang lebih selama 40 tahun beliau berumah tangga dengan Nyai Hj. Halimah tidak dikarunia putra maupun putri hingga wafatnya Ibu Nyai Hj. Halimah tahun 1982. Kemudian Romo Kyai menikah dengan Ibu Nyai Hj. Musyafa’ah Achmad seorang ustadzah dari desa Keras, Diwek, Jombang. Delapan tahun berikutnya Romo Kyai berpulang ke Rohmatullah.
Semenjak kecil + 5 tahun beliau belajar agama Islam dari pamanya KH. Faqih di Pondok Pesantren Maskumambang. Setelah beliau berusia 14 tahun belajar menghafal Al – Qur’an pada KH. Munawar, Kauman Sedayu Gresik. 14 tahun kemudian beliau mondok di Pesantren Tebuireng Jombang. Romo Kyai pindah ke Pondok Pesantren Seblak Diwek Jombang setelah kakaknya KH. Ma’sum Aly mendirikan pondokdi desa tersebut. Ketika HM. Mahbub Aly membuat rumah di Cukir dan membuka toko kitab di muka pasar Cukir, beliau diminta membantu kakaknya tersebut.
Sebagai insan yang memiliki jiwa pejuang, beliau pejuang demi tanah air dan agama. Jabatan yang pernah diduduki setelah Indonesia Merdeka antara lain :
Bersama dengan KH. Chamim Sjahid, KH. Muchtar Faqih mendirikan organisasi keluarga yang bernama Ikatan Keluarga Kyai Abdul Djabbar. Semoga Allah menerima amal ibadah beliau dan mengampuni dosa – dosanya.
(dikutip Dari Buku Panduan Santri Pondok Pesantren Putri “Walisongo” Cukir Jombang Periode 1994 – 1996)