Beliau dilahirkan di Maskumambang Dukun, Gresik tahun 1904 wafat di Surabaya tanggal 21 Agustus 1979 / 28 Ramadhan 1398 H. Dimakamkan di Pegirian
Istri beliau adalah Sobihah binti KH. Dahlan Ahyat Kedondalem Surabaya. Beliau mempunyai putra 8 orang (4 putra, 4 putri), Cucu 10
Beliau belajar ilmu – ilmu keislaman dari ayahandanya (KH. Faqih Abdul Djabbar) serta paman – pamannya di Pondok Pesantren Maskumambang sedangkan ilmu – ilmu umum beliau pelajari sendiri.
Kegiatan beliau mengasuh dan mengajar di pesantren Kebondalem pimpinan ayah mertuanya serta majelis – majelis ta’lim di Surabaya. Khususnya ilmu yang beliau ajarkan adalah Fiqih dan Tasawuf. Beliau juga pernah sebagai tenaga pengajar dan sempat menjadi Kepala Madrasah Taswirul Afkar Surabaya pada zaman Jepang samapi kemerdekaan menggantikan KH. Faqih dan KH. Chamim Sjahid. Sampai hari wafatnya beliau adalah adalah Ketua Pengadilan Agama Kota Surabaya juga sebagai Rois Syuriyah NU kota Madya Surabaya.
Kegemarannya bersilaturrahim untuk mudzakaroh tentang Islam dan Muslim dengan ulama / tokoh ormas Islam lainnya seperti : Ust. Umar Hubaisy dari Al Irsyad, Ust. Umar Baraja dari Al Khoiriyah dari Kyai Rifai dari SI dll.
Obsesinya yang sering diutarakan dan diusahakan adalah meningkatkan kualitas keilmuan Islam dan keberagaman muslimat, mendirikan pesantren mahasiswa dan perpustakaan Islam. Semoga Allah menerima amal ibadah beliau dan mengampuni dosa – dosanya. Amiin.
Tentang IKKAD, beliau sangat mendambakannya sebagai wacana Ukhuwah Islamiyah.
Ditulis oleh :
Drs. H. Nadjih Muchtar putra almarhum ke – 2